1. Pengertian/Definisi :
· Farmakologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang obat
· Farmakokinetika
: pengaruh tubuh terhadap obat dengan melakukan proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi
·
Farmakodinamika
: ilmu ttg mekanisme kerja dan efek obat atau Pengaruh obat terhadap obat.
2. Dalam
Tubuh, Obat Mengalami 3 Fase :
·
Fase
Biofarmasi/Farmaseutika :
Fase dimana sediaan obat hancur dan kemudian bahan obatnya
melarut dan siap untuk mengalami
proses farmakokinetika
·
Fasa
Farmakokinetika :
Fase dimana timbulnya pengaruh dari tubuh kepada obat dengan
melakukan penyerapan (absorpsi), menyebarkan (distribusi) keseluruh system
sistemik tubuh melalui aliran darah menuju hati untuk melakukan proses metabolisme
atau langsung ke reseptor untuk berinteraksi dan memberikan efek. Hasil
metabolism di hati akan menghasilkan zat aktif yang kemudian menuju reseptor
dan sisa metabolism (metabolit) akan dikeluarkan (ekskresi) melalui ginjal
(urin), atau paru (udara nafas), kulit (keringat), dan ASI (Air Susu Ibu)
·
Fasa
Farmakodinamik
Fase dimana zat aktif obat akan berikatan dengan reseptor
spesifik dalam tubuh (tempat kerja obat), berinteraksi, dan memberikan efek.
3. Pokok-Pokok
Farmakodinamik :
A. Efek
terapi
·
Terapi
kausal (menghilangkan penyebab penyakit)
·
Terapi
substansi/simptomatis (meringankan/meniadakan gejala
penyakit).
· Terapi
substitusi (mengganti/memberi untuk menambah zat yang lazim dibuat oleh organ
tubuh) :
C/ Insulin bagi penderita DM
Contoh kasus :
Pengobatan pasien penderita Thypoid
(Infeksi usus oleh bakteri salmonella thyposa) dengan gejala panas/demam,
kadang-kadang disertai diare. Obat pilihannya adalah analgetik-antipiretik
untuk menurunkan panas/demam (disebut terapi simptomatis), dan Antibiotika
untuk membunuh bakteri penyebab (disebut terapi kausal), dan oralit untuk
mengganti cairan akibat diare (disebut terapi substitusi).
B. ESO (efek samping obat)
ESO Adalah reaksi berlawanan yang merupakan suatu konsekuensi dari efek farmakologis normal obat, sehingga kemunculannya bisa diprediksi.
Reaksi berlawanan ini disebabkan oleh dosis yang tidak tepat (terlalu banyak
atau terlalu lama) dan karena farmakokinetik yang tidak teratur (biasanya
karena kegagalan eliminasi).
Contoh-contoh efek samping obat
· Obat yang menyebabkan konstipasi : Tablet Besi, Alumunium dalam Antasida.
· Obat
yang menyebabkan ototoksik /fungsi pendengaran : Antibiotik gol.Aminoglikosida, terutama
streptomisin.
· Obat
yang menyebabkan hepatotoksik /hati ( Alopurinol INH, Ripamfisin, metotreksat, tetrasiklin, kaptopril,
Karbamazepin, dsb
· Obat yang dapat menimbulkan reaksi adiksi /
ketagihan dan ketergantungan atau gejala putus obat : Narkotika dan psikotropika (hipnotik sedative)
· Obat
yangmenimbulkan kerusakan/kerapuhan tulang dan gigi : Tetrasiklin.
· Obat
yang menimbulkan keguguran/abortus pada ibu hamil : Prostaglandin, laksatif
· Obat
yang dapat menimbukan reaksi idiosinkrasi /pelepuhan kulit : golongan
sulfonamide, khususnya kotrimoksazol.
c. Interaksi
Obat
Bila 2 macam obat digunakan bersamaan, maka akan
saling mempengaruhi kerja masing-masing obat, bias mengurangi/mengganggu
(antagonism) atau bisa meningkatkan potensiasi (sinergisme). Interaksi
dapat terjadi pada fase Farmakokinetika (absorpsi, Distribusi, Metabolisme, ekskresi)
dan pada fase farmakodinamika (ketika berinteraksi dengan reseptor untuk
menimbulkan efek).
Dua obat yg digunakan bersamaan dapat
saling mempengaruhi kerja masing-masing :
· Antagonisme : Kegiatan obat 1 dikurangi / ditiadakan oleh obat 2
yang punya efek farmakologi bertentangan.
·
Sinergisme : kerjasama
antar 2 obat bertambah karena diperkuat
Beberapa Contoh Interaksi :
·
Interaksi Farmakokinetika Pada Fase Absorpsi
Tetrasiklin (A) dengan Antasida ( Ca, Mg, Al )atau dengan tablet besi /Fe (B)----- Tetrasiklin akan diikat membentuk senyawa kompleks/Chelat yang tidak di absorpsi -----efek tetrasiklin akan dihambat/hilang.
·
Interaksi Farmakokinetika Pada Fase
Metabolisme
seorang ibu penderita TB paru yang minum Ripamfisin bersamaan dengan obat kontrasepsi oral-------maka Ripamfisin akan
menginduksi obat kontrasepsi oral dan menyebabkan efeknya diganggu dan tidak
bermanfaat------ sehingga si ibu tetap hamil
·
Interaksi Obat Pada Fase Farmakodinamika
Penggabungan Sulfametoksazol dan Trimetoprim yang memiliki sifat sama sebagai anti
bakteri------ memiliki efek sinergistik yang kuat sehingga sejak itu dan sampai
sekarang dikenal satu produk anti bakteri golongan sulfa yang lebih potensial
dalam bentuk kombinasi : Kotrimoksazol.
·
Interaksi Obat-Makanan
- Tetrasiklin dengan susu
atau makanan yang mengandung ion Ca, Mg, Fe absorpsinya dikurangi karena
terbentuknya senyawa chelat yang tak larut.
- absorpsi Griseofulvin
meningkat jika diberikan bersama makanan yang mengandung lemak.
·
Interaksi Farmakokinetika,
Terjadi bila salah satu obat mempengaruhi obat lainnya
dalam proses : Absorpsi, Distribusi, Biotransformasi, dan Ekskresi, sehingga kadar plasma obat ke II
meningkat/menurun.
akibatnya : terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat
akibatnya : terjadi peningkatan toksisitas atau penurunan efektivitas obat
·
Interaksi Farmakodinamika,
Interaksi antara obat yang
bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja, atau sistem fisiologik yang sama
sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik.
·
Contoh Interaksi Farmakokinetika Pada Fase
Distribusi
Warparin (Anti-koagulan) dengan salisilat,
fenilbutazon, fenitoin, As.mef perdarahan
·
Contoh Interaksi Farmakokinetika Pada Fase
Ekskresi
Probenesid (A) diberikan
bersama-sama dengan penisilin (B) pada pengobatan GO-----obat A akan menghambat sekresi obat B----efek penisilin
diperpanjang---memperpanjang kontak penisilin dengan bakteri penyebab sampai
mati. Atau : Pemakaian diuretik
(furosemid) pada kasus keracunan obat dengan tujuan meningkatkan aliran urin
dan meningkatkan ekskresi obat
4. ROUTE PENGGUNAAN OBAT
Oral, injeksi,
inhalasi, permukaan kulit, dan selaput lendir
(mukosa mata, mukosa hidung,
mukosa teling . Anus, uretra, dan
vagina)
A. Route
Oral :
-
Kebaikan: Menyenangkan, mudah, aman.
- Kejelekan: Obat mengalami kerusakan oleh
cairan lambung, Obat tidak dapat dipakai
bagi pasien muntah-muntah, koma
B.
Route inhalasi
- Kebaikan
: Absorpsi cepat
karena permukaan absorpsi sangat luas,Terhindar dari eliminasi di hati, Pada asma bronkial, obat dapat langsung mengenai SSR
- Kejelekan : Diperlukan alat dan metoda
khusus yg agak sulit, Sukar mengatur dosis, Banyak obat mengiritasi epitel
paru2.
C. Route
Injeksi
- Kebaikan : Efek lebih cepat dan teratur, dapat diberikan kepada pasien yg tidak kooperatif dan berguna pada saat darurat.
- Kejelekan: Butuh cara aseptis,
sediaan harus steril, disertai rasa nyeri,
kemungkinan bahaya penularan penyakit dan sukar
melakukan sendiri
Bentuk sediaan : Larutan
(Solutio / Emulsi / Suspensi)
Syarat mutlak : harus steril
Contoh:Injeksi Vit.B1 (larutan dalam air)
OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
(Kardio=jantung, Vaskuler=system vaskularisasi pembuluh darah)
a. Obat gangguan jantung (Angina, aritmia,
insuffisiensi jtg)
b. Obat gangguan pembuluh darah (Hipertensi)
c. Obat gangguan darah (Anti anemia,
anti-koagulan,Anti-perdarahan)
1.
Obat Anemia Kekurangan
Zat Besi (Ferriprive)
Penyebab :
§ Tidak mengkonsumsi cukup zat besi dalam
makanan (hewani dan nabati---daging hati, ikan, telur, ayam, sayur bayam,
kangkung, dsb)
§ Kehilangan banyak darah (Menstruasi,
perdarahan persalinan, kecelakaan, kecacingan, dsb)
Defisiensi Fe/zat besi akan menyebabkan sel darah merah terbentuk lebih kecil atau kandungan Hb yang
rendah. Maka zat besi berperan untuk produksi
Hb (Haemoglobin) yang membawa oksigen.
Obat-obat Anti-anemia (hematinik) :
·
Obat-Obat yang mengandung Fe (Engobion, Sangobion, Tablet Fe, sakatonik liver.)
·
Vitamin
B12 (sianokobalamin) berperan dalam sintesis DNA yang normal.
·
Asam Folat
terdapat pada hati, ragi dan daun hijau
·
Kebutuhan
Tablet besi untuk Bumil : 90 tablet pada trimester I (sehari 1 x 1 tablet)
· Dampak
penyakit anemia pada Bumil, beresiko
kematian jika terjadi perdarahan pada saat persalinan.
2. Antikoagulan
mencegah terjadinya pembekuan darah dengan
cara menghambat fungsi pembeku darah
Indikasi
: untuk mencegah
terbentuknya / meluasnya thrombus/emboli
Obat : a). Heparin (injeksi, topical) b). Warfarin, kumarin, dicumarol, nikumalone
3. Anti
Perdarahan (Hemostatik)
menghentikan perdarahan yang disebabkan
oleh defisiensi factor pembeku darah (penderita hemophilia), atau factor
lainnya (persalinan, kecelakaan, hemaroid, dsb)
Obat : Fitomenadion (Vitamin K) tablet,
injeksi, Efinefrin,dsb
1. Angina
Pektoris
Adalah keadaan klinik yang ditandai dengan
rasa tidak enak atau nyeri dada akibat iskemia jaringan otot jantung yaitu adanya ketidak-seimbangan antara
kebutuhan O2 (oksigen) dibandingkan dengan penyediaannya.
Penyebab
angina:
·
Kebutuhan
O2 meningkat → exercise berlebihan
·
Penyediaan
O2 menurun → adanya sumbatan vaskuler
Obat
Anti-angina :
·
Nitrat
organik (Isosorbid dinitrat) diberikan secara sublingual (disisipkan di bawah
lidah----absorpsi langsung ke sasaran)
·
Beta
bloker (Lanatosid-C),
·
Calsium
antagonis (Nipedifine)
Mekanisme
kerja anti-angina
·
Menurunkan
kebutuhan
jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan kerja jantung.
·
Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran
darah (vasodilator)
2. Digitalis
berasal dari daun Digitalis
purpurea, yang
berfungsi meningkatkan
kontraksi miokardium ((Obat jadi :
Digoksin)
1.
Hipertensi
adalah suatu keadaan medis di mana
terjadi peningkatan tekanan darah melebihi normal. Pengobatan hipertensi biasanya ditujukan
untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah
tinggi. Obat anti hipertensi adalah Obat yang
dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah kekeadaan normal
Obat
Anti-Hipertensi :
· Diuretik
(Diuretik Tiazida : HCT, Diuretik kuat :
Furosemida, dan diuretic hemat kalium : Spironolakton)
·
Alfa
dan Beta bloker
·
Ca
antagonist (Nifedipin, amilorid, Diltiazem,
verapamil)
·
Penghambat
ACE (Captopril, Enalapril, Lisinopril,
Ramipril,Quinapril)
·
Vasodilator
DIURETIKA
Adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal.
Mekanisme Kerja
diuretika bekerja dengan
mengurangi reabsorpsi natrium,
sehingga pengeluarannya lewat kemih demikian juga dari air diperbanyak.
· Efek
yang ditimbulkan adalah peningkatan ekskresi natrium, klorida dan air sehingga
mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel. Akibatnya terjadi penurunan curah
jantung dan tekanan darah.
· Diuretik
terbagi ke dalam 3 kelas, yaitu :
-
Diuretik
Tiazid (HCT)
-
Diuretik
Kuat (Furosemida)
-
Diuretik
hemat kalium (Spironolakton)
OBAT
SALURAN PERNAFASAN
Obat yang bekerja dan mempengaruhi sistem Pernafasan
. Bentuk
sediaan obat : tablet /
kapsul, tablet lepas lambat, sirup dan drop, balsam, inhaler, tetes hidung, dan
nebulizer.
1. Obat-obat
saluran pernafasan atas : Obat
Batuk, Influenza, Rinitis, faringitis,
2. Obat-obat
saluran pernafasan bawah : Asma, Bronkhitis
akut/kronis,dsb
1. BATUK
Merupakan mekanisme pertahanan tubuh di
saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan
sebagainya
· Batuk berdahak adalah
batuk yang disertai dengan keluarnya
dahak dari batang tenggorokan. Obat : EKSPEKTORAN (mempermudah
pengeluaran dahak/riak)
· Batuk kering adalah batuk
yang tidak disertai keluarnya dahak. Obat
: ANTITUSIF (pereda batuk)
Obat-obat yang menghentikan rangsang batuk bekerja menurunkan
frekuensi dan intensitas dorongan batuk dengan menekan refleks batuk akibat
penghambatan pusat batuk dalam batang otak dan/atau reseptor batuk.
KLASIFIKASI
1. Zat
pelunak batuk (emolliensia)
: Bekerja memperlunak rangsangan batuk, melumas
tenggorokan agar tidak kering, dan melunakkan mukosa yang teriritasi. Contoh
: (sirup Thimmy, zat lender / carrageen).
2. Ekspektoransia
:
mengencerkan dahak dan memudahkan pengeluarannya Contoh :
(Guafenesin, Glyceril guaiakolat, Ammonium
Chlorida/OBH).
3. Mukolitika : menurunkan
viskositas/kekentalan dan dikeluarkan dengan mudah. Contoh: acetilsistein,
bromhexin, carbocistein, dan ambroxol
4. Zat
pereda, (golongan narkotik
: kodein, gol.non narkotik : Dekstrometorfan)
5. Antihistaminika
: prometazin, Chlorpheniramin
(CTM), difenhidramin.
2. INFLUENZA=common
cold=salesma
Disebabkan oleh Virus, (Rhinovirus, coronavirus, v. influenza A, B, parainfluenza,
adenovirus). Biasanya sembuh sendiri 3-5
hari. Gejala utama : demam, sakit
kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan napsu makan hilang, nyeri tenggorokan, batuk kering, hidung
tersumbat, bersin, dan ingus encer. Bila ada infeksi sekunder, sekret bersifat
seromukus atau mukopur
Obat :
-
Analgetik-antipiretik
(Parasetamol, Antalgin, asetosal, dsb)
-
Antihistamin/anti-alergi
: CTM, setirizin, difenhidramin
-
Ekspektoran : Gliseril Guaikolat, OBH
Bila ada infeksi (ditandai dengan secret
seromukus) diberikan Antibiotika
(Amoksisilin, Kotrimoksazol, sefadroksil, dsb)
3. RINITIS
ALERGIKA
Penyebab : Allergen (debu, cuaca panas/dingin,)
Gejala : Hidung, langit-langit mulut, tenggorokan bagian
belakang dan mata
terasa gatal, diikuti dengan mata berair, bersin, hidung meler. Keluhan sakit
kepala, batuk dan bengek, kadang depresi, napsu makan hilang, gangguan tidur,
radang kelopak dan bagian putih mata (konjunctivitis).
Pengobatan
awal :
Antihistamin, kadang disertai dekongestan hidung untuk melegakan pernafasan
Dekongestan sistemik : efedrin. Fenilpropanolamin,
Pseudoefedrin, Fenilefrin)
4.
FARINGITIS AKUT
Adalah Inflamasi/infeksi membran mukosa
faring, bagian dari infeksi akut orofaring (tonsilofaringitis akut), atau
bagian dari influenza (Rinofaringitis) yang disebabkan oleh virus atau bakteri
atau jamur, denga gejala :
1.
Faringitis karena bakteri : demam/menggigil, nyeri menelan, faring
posterior merah dan bengkak, folikel
bereksudat dan furulen dinding faring, mungkin batuk, pembesaran kel.getah
bening leher bag.anterior., tidak mau makan, nyeri tenggorokan, malaise,
anoreksia.
2.
Faringitis karena virus : onset radang tenggorokan lambat, demam. nyeri nelan, kongesti nasal, batuk,
Pengobatan : Untuk demam dan nyeri diberi
analgetik-antipiretik : Parasetamol
Bila ada infeksi diberi antibiotika : Kotrimoksazol (480 mg), 2x2, 5 hari
Amoksisilin 500 mg, 3x1, 5 hari
Erithromisin 500 mg, 3x1, 5 hari
Untuk demam dan nyeri (jika diduga ada
infeksi, beri Antibiotika)
a. Dewasa : Parasetamol 500 mg, 4 x 1 tab atau
Ibuprofen, 4 x 200 mg
Kotrimoksazol (480 mg), 2 x 2
tab, selama 5 hari atau,
Amoksisilin 500 mg, 3 x 1 selama 5 hari,
atau,
Erithromisin 500 mg, 3 x 1 selama 5 hari
b. Anak
: berikan parasetamol tablet sehari 3 kali (dosis per kali sesuai dengan usia)
dengan
antibiotika : Kotrimoksazol pediatrik, 2 x 2 tab, 5 hari, atau
Amoksisilin, 3 x (30-50 mg/kg
BB), 5 hari
Eritromisin, 3 x (20-40 mg/kg
BB), 5 hari
5.
ASMA
BRONKHIALE
Adalah suatu keadaan dimana saluran nafas
mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara.
·
Faktor pemicu (trigger) : perubahan
cuaca dan suhu udara , alergen (asap, debu,
bulu binatang, dsb),
infeksi sal.pernafasan , gangguan emosi dan kerja
fisik/olahraga berlebihan
·
Faktor penyebab (inducer) : Sel
mast di sepanjang bronchii melepaskan bahan seperti histamin sebagai respons
terhadap alergen, yang menimbulkan kontraksi otot polos, peningkatan
pembentukan lendir, perpindahan sel darah putih tertentu ke bronchii sehingga
terjadi peradangan (inflammation) dan akan memperkecil diameter sal.udara, dan
berusaha bernafas dengan kuat.
·
Gejala
klinis :
-
Sesak
nafas disertai bunyi khas mengi
-
Pada
auskultasi terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang
-
Sesak
hebat ditandai giatnya otot bantu pernafasan dan sianosis (status asmatikus)
-
Dispnoe
di pagi hari dan sepanjang malam , terutama cuaca dingin, berhubungan dengan infeksi dan alergen
-
Batuk kering yang panjang di pagi dan larut malam
dan mukus
·
Penatalaksanaan
:
-
Terapi
kausal dengan menghilangkan/menjauhi faktor pemicu/pencetus (allergen—debu, cuaca,
makanan, obat, dsb)
-
Terapi
simptomatis sesuai dengan gejala yang muncul.
·
Diberikan
:
-
Bronchodilator (melebarkan bronkus) : Teofilin, Aminofilin, Salbutamol
-
Bila
efeknya tidak menolong, dapat ditambah prednisone (kortikosteroid)
- Untuk mencegah
status asmatikus, dan pemberian tidak boleh terlambat. Penderita
status asmatikus memerlukan oksigen , terapi parenteral, dan perawatan intensif,
OBAT SALURAN
PENCERNAAN
1. Antasida Dan Ulkusterapeutika
Adalah golongan obat Antasida (anti = lawan, acidus =
asam) adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam
lambung yang menyebabkan timbulnya penyakit tukak lambung atau sakit maag,
dengan gejala nyeri hebat yang berkala
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida dapat
digolongka menjadi dua yaitu:
·
Anti Hiperaciditas: bekerja secara kimiawi dengan
mengikat kelebihan HCl dalam lambung.
Kombinasi : Senyawa Magnesium
(Mg), dan Alumunium (Al)
: Mg-Oksida, Mg-trisilikat, Mg-karbonat,
Al-hidroksida,
Al-karbonat, Mg-Al-Si).
· Perintang reseptor H2 (antagonis reseptor
H2) dengan mengurangi sekresi asam lambung
sebagai akibat hambatan reseptor H2. ( Simetidin, Ranitidin, Famotidin, dan Nizatidin).
Obat-obat
ini mampu mengurangi
> 90% sekresi asam
lambung
ULKUS PEPTIKUM
Adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi
karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh
asam lambung dan getah pencernaan.
· Keluhan
:
Secara periodik (kejang, nyeri ditusuk pada epigastrum, lama bervariasi,
tergantung pada makanan)
· Faktor
pemicu : Perokok, minuman beralkohol, kopi, dan makan tidak teratur, penggunaan
analgetika perifer, stress.
· Tujuan
Pengobatan ulkus peptikum: Menghilangkan rasa nyeri, mempercepat penyembuhan tukak, mencegah terjadinya
komplikasi, dan menghambat kambuhnya penyakit.
· Obat-obat
Ulkus :
- Antasida,
Antihistaminika H2 (Simetidin dan Ranitidin), Parasimpatolitika (Atropin) Sukralfat,
Omeprazol dan turunannya.
- Antasida
(menetralkan kelebihan asam lambung
- Simetidin/Ranitidin
: Menghambat histamine, agar produksi asam lambung berhenti
- Atropin/papaverin
: menekan peristaltic usus, agar tidak mulas
- Sucralfate atau aluminium sucrose sulfate
berperan menutup jaringan luka/ulkus, sehingga terhalang dari asam lambung dan,
pepsin.
- Omeprazole, lansoprazole,dan pantoprazole.yang efektif untuk
pengobatan jangka pendek (4 – 8 minggu) dari ulkus peptikum.
2.
ANTI DIARE,
Diare adalah pengeluaran feses cair atau
seperti bubur, berulang kali (> 3 kali sehari). Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf
otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek mempercepat peristaltik
usus. Berdasarkan patogenetika, mekanisme
penyebab diare :
- Kurangnya absorpsi zat osmotik dari lumen
usus
- Meningkatnya sekresi elektrolit dan air
kedalam lumen usus
- Naiknya permeabilitas mukosa usus dan Terganggunya motilitas usus
- 60-70 %, diare disebabkan oleh virus,dsb, 30-40 % saja disebabkan oleh mikroba (bakteri, amuba, dsb), sehingga diare
dikatagorikan spesifik dan non spesifik
- Diare
spesifik, disebabkan oleh
infeksi mikroba (bakteri atau amuba), diberikan anti mikroba (antibiotika c/ Kotrimoksazol, dan anti-amuba
c/ Metronidazol)
·
Untuk mencegah
dehidrasi karena kehilangan keseimbangan elektrolit/ cairan tubuh, maka wajib diberikan
Oralit (oral) atau cairan infus. Karena
gangguan keseimbangan elektrolit/dehidrasi dapat menimbulkan resiko kematian .
·
Obat diare
lain : adsorben /
mengentalkan cairan feses c/ kaolin, attapulgit, bila mual diberi antasida, dan
untuk memperbaiki pencernaannya agar 2-3 bulan kedepan tidak kena diare sering
diberikan Zink reversible yang diberikan terus menerus selama 10 hari, sehari
20 mg untuk dewasa, dan anak-anak dosisnya disesuaikan BB.nya.
Diare terjadi karena adanya
rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek
mempercepat peristaltik usus, rangsangan ini dapat ditimbulkan oleh :
·
infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie
·
infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera
·
infeksi oleh virus misalnya influenza perut dan “travellers diarre”
·
akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
·
keracunan makanan atau minuman
·
gangguan gizi
·
pengaruh enzym tertentu
·
pengaruh saraf (terkejut, takut dan sebagainya)
·
Diare juga dapat merupakan salah satu gejala penyakit
seperti kanker pada usus
·
Untuk
mengganti kehilangan elektrolit yang dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit
tubuh dan mencegah dehidrasi diberikan ORALIT atau cairan yang mengandung
elektrolit.
·
60-70
%, diare non spesifik disebabkan oleh virus, dll, bukan karena bakteri.
·
Bila
penyebabnya bakteri : dapat diberikan Antibiotika (Kotrimoksazol)
·
Obat
simptomatis : Absorben (Kaolin)
VITAMIN-MINERAL
1.
Vitamin
Asal kata : vital (penting) amine (senyawa amino)----- vitamin yaitu suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (metabolisme), yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. :
Asal kata : vital (penting) amine (senyawa amino)----- vitamin yaitu suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (metabolisme), yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. :
Kelompok
Vitamin :
·
Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
·
Vitamin yang larut dalam lemak : Vitamin A, D, E, dan K
Fungsi dan Akibat defisiensi Vitamin dan mineral :
1. Vitamin
A (Retinol), Merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan
indra penglihatan yang baik, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen
mata di retina, bila kekurangan dapat menimbulkan rabun senja.
- Vitamin D (kalsiferol), dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Akibat Kekurangan dan Kelebihan : Tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.
- Vitamin E, (Tokoferol) berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Bila kekurangan/defisiensi dapat menyebabkan mandul, gangguan syaraf, dan otot.
- Vitamin K (Fitomenadion), banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.
- vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen (protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dsb), Selain itu,. berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan, memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme pathogen. Bila kekurangan (defisiensi) dapat menimbulkan penyakit skorbut (radang/perdarahan gigi dan gusi atau sariawan)
- Fe atau zat besi berperan dalam pembentukan haemoglobin /zat warna merah darah, dan bila kekurangan/defisiensi dapat menyebabkan anemis.
- Kalsium dan Postor berperan dalam pembentukan kekuatan rangka dan tulang, dan bila kekurangan/defisiensi dapat menimbulkan penyakit rachitis/polio.
- Fluor (F) berperan dalam pembentukan pertumbuhan gigi, dan bila kekurangan/defisiensi dapat menimbulkan carries pada gigi
OBAT PENYAKIT KULIT
(DERMATOTERAPEUTIKA)
- Penyebab/gejala : Allergi, peradangan, Infeksi bakteri, jamur, virus, Kutu/Tungau, dsb.
- Pengobatan / sediaan obat : Sistemik/oral (tablet/kapsul/ sirup), Topikal (Salep, krim, lotio, bedak, dsb)
- Jenis penyakit dan obat:
-
Dermatitis ruam, eksim, psoriasis, dapat diberikan obat
topical/krim kortikosteroid (Betametason, Hidrokortison, dsb) sebagai anti
inflamasi, dan anti alergi/gatal (CTM, Difenhidramin, cetirizine, dsb)
- Penyakit kulit akibat virus (herves, cacar,
campak, dsb), dapat
diberikan obat oral anti alergi/gatal c/ CTM, anti virus c/ Asiklovir tablet,
Vitamin C, dan obat topical c/ Asiklovir krim.
- Penyakit kulit karena infeksi jamur (kurap,
panu, dsb), diberikan obat
topical anti jamur c/ Mikonazol, ketokenazol, klotrimazol, dsb dan obat oralnya anti gatal/anti alergi c/
CTM, Cetirizindsb.
- penyakit kulit karena infeksi bakteri (kudis,
folikulitis, selulitis, jerawat, dsb), dapat diberikan obat oral/topical anti alergi/gatal CTM, anti radang/inflamasi
c/ deksametason, dan Antibiotik Tetrasiklin, doksisiklin, clindamisin, dsb
OBAT-OBAT
SSP
1. Analgetik-Antipiretik (Penghilang nyeri dan
penurun panas) oleh Parasetamol,
Antalgin, Asetosal, dsb
2. Analgetik-Antiinflamasi (Menghilangkan nyeri yang
disebabkan oleh peradangan seperti radang sendi, rheumatik, mialgia, dsb).
a.
Anti-inflamasi golongan steroid (Deksametason, prednison, dsb),
Memiliki efek samping
berbahaya yaitu nefrotoksisitas (merusak ginjal) pada penggunaan lama dan dosis
tinggi.
b. Antiinflamasi non steroid/AINS (Asam mefenamat, Ibuprofen,
piroksikam), Memiliki efek samping meningkatkan keasaman lambung karena
mengandung gugus asam, sehingga kontraindikasi bagi penderita gastritis/
ulkus/borok lambung.
3.
Analgetik Narkotika
Untuk menghilangkan nyeri
yang hebat seperti kecelakaan, kanker, dsb, karena bersifat
narkose/membius/menghilangkan kesadaran. Tetapi pada penggunaan dosis tinggi,
jangka panjang, atau penyalahgunaan akan menimbulkan ketagihan dan
ketergantungan yang disebut ADIKSI, dan bila dihentikan secara tiba-tiba akan
menimbulkan keadaan gejala putus obat/sakau/ withdrawal síndrome.
C/ Morfin, heroin, pethidin, dsb). Sedangkan Kodein, walaupun
termasuk narkotik, lebih sering digunakan sebagai obat batuk karena lebih dapat
menekan pusat batuk di batang otak..
4.
Hipnotik-Sedatif (Obat
Tidur Dan Penenang)
Digunakan dalam pengobatan
gangguan psikhis /kejiwaan (stres, insomnia, dsb), tapi sering disalahgunakan
karena memiliki efek seperti narkotika tapi dayanya lebih ringan. c/
Fenobarbital, Diazepam, dsb.
5. Anti-Konvulsi/Epileptika (Kejang karena epilepsi/ayan/gangguan
psikomotor SSP), C/ Fenitoin, Karbamazepin, suksimida, oksazolidin, Diazepam,
dsb)
6.
Anti-Emetika/Muntah,
(Penghilang Mual Dan Muntah),
Bekerja menekan pusat
muntah yang ada dibatang obat, dimana muntah hanya merupakan gejala dari suatu
penyakit, sehingga harus dicari penyebabnya.(Kehamilan, mabuk perjalanan,
rangsangan asam lambung)
C/ Dimenhidrinat, metoklopramid, domperidon,
sinarizin, perfenazin, dsb
7. ANESTETIKA (obat untuk menghilangkan
rasa sakit, biasanya pada tindakan operasi). Dibedakan atas 2 golongan :
- Anestesi umum (menghilangkan rasa sakit dan menghilangkan kesadaran), digunakan untuk pembedahan/operasi besar.
·
Anestesi inhalasi (sediaan obat berupa gas) : N2O,
Siklopropan, enfluran, dsb
·
Anestetika injeksi : Diazepam, Thiopental, dsb) / Anestetika Intravena: thiopental, diazepam dan midazolam, ketamin dan
propofol, terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anestesi total, atau
memeliharanya juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat
- Anestetika Lokal (menghilangkan rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran tapi menimbulkan rasa bebal/baal), digunakan pada operasi kecil dan atau cabut gigi. Injeksi (Lidokain, Benzokain, Etilklorida, dsb)
·
Senyawa
ester : kokain dan ester-PABA (benzokain, prokain, oksibupropain,
tertrakain)
·
Senyawa
amida: lidokain dan
prilokain, mepivakain, bupivakain, dan cinchokain
·
Lainnya: fenol, benzilalkohol dan etilklorida
PROFILAKSIS
DAN ANTI INFEKSI
1.
DESINFEKTAN
Adalah bahan
kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik
(bakteri dan virus), juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
Beberapa contoh Desinfektan
· Alkohol
70 %, digunakan sebagai antiseptic pada saat melakukan
proses injeksi, Immunisasi, dsb agar tidak terjadi abses pada lokasi injeksi
· Formalin, cairan
yang mudah menguap, bau yang menyengat, digunakan untuk mengawetkan mayat
(kremasi), binatang (insektorium), karena dapat mencegah pembusukan (karena
proteinnya tidak rusak).
· Formaldehid
tablet, desinfektan untuk mensterilkan bahan-bahan kassa dan
kapas.
· Betadin sol, untuk mencuci luka
· Chlorine, merupakan desinfektan yang
bersifat oksidator kuat, biasa digunakan untuk mencuci atau membersihkan
ruangan yang beresiko pada mikroba yang berbahaya.
· Sabun dan detergent, untuk mencuci tangan
sebelum makan, bahan pakaian, dsb.
2.
ANTIBIOTIKA
Zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme terutama fungi yang dapat membasmi mikroorganisme jenis lain.
Penggolongan Antibiotika
A. Berdasarkan
sifat toksisitasnya,
Antibiotika dibedakan menjadi 2 yaitu :
·
Bakterisida (
Antibiotik yang dapat mematikan kuman)
·
Bakteriostatika(Antibiotik hanya menghambat pertumbuhan kuman).
B. Berdasarkan luas aktivitas kerjanya
· Spektrum Luas (broad spectrum), terhadap
banyak jenis mikroba
· Spektrum Sempit (narrow spectrum), hanya
beberapa jenis mikroba
C. Berdasarkan
mekanisme / tempat kerjanya
:
· Menghambat sintesis dinding sel mikroba, sehingga dinding sel tidak sempurna -> pecah -> mati. Contoh : Penisilin G, Ampisilin,Oksasilin, Sefalosporin,
Basitrasin, ds
· Menghambat sintesis protein sel mikroba, sehingga sintesis
protein terhenti ->
mati Contoh : Golongan
Aminoglikosida (Streptomisin, Neomisin, Gentamisin, Kanamisin). Golongan Tetrasiklin (Tetrasiklin & Doksisiklin) Golongan
Makrolida (Eritromisin,
Klaritromisin)Golongan Nitroaromatik (Kloramfenikol) Golongan Linkosamin (Linkomisin
& Klindamisin
· Menghambat sintesis atau merusak asam
nukleat mikroba, shg sintesis RNA & DNA terhenti -> mati Contoh : Golongan Kuinolon ( Asam Nalidiksat, Siprofloksasin) Golongan
Ansamisin (Rifampisin)
· Mengganggu
metabolisme sel mikroba, sehingga metabolisme
terhenti (secara antagonis
kompetitif) -> mati Contoh : Kotrimoksazol, Polimiksin-B
EFEK
SAMPING ANTIBIOTIKA
1. Reaksi alergi dan hipersensitivitas
· Respon
ini dapat terjadi kemudian atau segera, terjadi pada pemberian pertama atau
pada pajanan berikutnya. Contoh : Penisilin dan sulfonamid
·
menimbulkan
hipersensitivitas (ruam dan gatal-gatal) pada kulit hingga reaksi anafilaksis
yang fatal.
2. Toksisitas obat yang langsung
·
Beberapa
antibiotik membawa resiko yang cukup besar untuk menimbulkan kerusakan organ. (Teratogen
=menyebabkan kecacatan pada janin)
·
Sebagian
besar antibiotik dapat mengakibatkan gangguan gastrointestinal (mempengaruhi
flora normal dalam traktus gastrointestinal).
3. Resisten (Bakteri menjadi kebal dan
tidak sensitive terhadap antibiotic ybs) karena penggunaan sembarangan dan tidak rasional (dosis,
frekuensi dan lama pengobatan) Upaya
agar tidak terjadi terjadi resisten gunakan obat dengan “Benar” dan “Tepat”
(Diagnosa, Jenis, Dosis, Frekuensi, lama pengobatan, dan pasien)
BEBERAPA
EFEK SAMPING SPESIFIK DARI ANTIBIOTIKA
1. Tetrasiklin: tidak boleh diberikan pada ibu hamil, ibu
menyusui, dan anak dalam masa pertumbuhan karena dapat Menyebabkan kerapuhan
tulang dan gigi, diantaranya balita caries gigi.
2. Kloramfenikol : merupakan obat pilihan pertama
untuk thypoid, tetapi menyebabkan anemia aplastik (memecahkan sel darah merah),
dan baby grey syndrom.
3. Ciprofloxacin : tidak boleh diberikan
pada ibu hamil dan anak dalam masa pertumbuhan (<14 tahun) karena dapat
mengganggu pertumbuhan efifise tulang.
4. Streptomisin : Obat anti tuberkulosis,
yang pada penggunaan lama dapat menimbulkan ketulian pada pendengaran dan
nefrotoksisitas (ginjal).
3.
ANTI-TUBERKULOSIS
Tuberkulosis (TBC) adalah suatu penyakit menular yang paling sering ter jadi di paru-paru
(sekitar 80%). dapat juga menyerang tulang,
ginjal, usus, dan kulit.
· Penyebabnya adalah suatu basil Gram positif tahan asam dengan
partum- buhan sangat lamban, yakni Mycobakterium
tuberculosis
·
Gejala : batuk kronis, demam, berkeringat
waktu malam, keluhan nafas,
perasaan letih, hilang nafsu makan, nyeri
dada, dahak/lendir me-
ngandung darah.
OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) TERDIRI DARI :
1. Obat primer : Rifampisin, Isoniazida
(INH), Pirazinamida, Etambutol.
2. Obat sekunder : klofazimin,
fluorkinolon, sikloserin,rifabutin dan asam
paminosalisilat (PAS).
· Bentuk sediaan paket : FDC ( “fixed-dose combination”), yaitu
kombinasi obat dalam satu paket yang dosisnya sudah fix (sesuai kebutuhan), terdiri dari Ripamfisin, Ethambutol, Pyrazinamid, INH,Vitamin B6.
· Lama Pengobatan minimal 6 bulan, dan dapat diperpanjang
bila perkembangan penyakitnya belum baik.
· Obat primer adalah paling efektif dan toksisitasnya
rendah, tetapi bila digunakan tunggal akan cepat resisten, maka digunakan
kombinasi
· Proses minum obat harus diperhatikan, tidak boleh
terlewati, kecuali bila terjadi
ESO yang berbahaya, minum obat harus diberhentikan.
- ANTI JAMUR (FUNGISIDA/FUNGISTATIKA-------tergantung dosis)
Infeksi jamur (mikosis), pada umumnya
bersifat kronis.terletak dipermukaan kulit atau daerah subkutan.
Obat-obat
Anti Jamur :
-
Amfoterisin B
Sediaan
: Injeksi, krem, lotion
dan salep mengandung 3% amfoterisin. sangat toksis, sehingga pengobatan dilakukan di RS. Tanda
toksisitas (demam, menggigil, gagal ginjal, hipotensi, anemia dan efek
neurologik).
-
Ketokonazol Tablet
Penggunaan hanya peroral, absorpsi menurun
(bila ada makanan, antasid, simetidin,
dan rifampisin), Tidak boleh diberikan pada wanita hamil (dapat menimbulkan
kecacatan pada janin). Dosis 1 x 200 mg
-
Griseofulvin tablet ( 125 mg, 500 mg)
Berefek fungistatik dan hanya efektif untuk
dermatomikosis (kulit, rambut, dan kuku).
-
Mikonazol
krim 2% dan klotrimazol krim 1%
OBAT SISTEM
ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem kelenjar yang melepaskan molekul kimia pembawa pesan ke dalam aliran darah. Molekul-molekul pembawa pesan adalah hormon. Hormon harus melakukan perjalanan melalui aliran darah ke sel-sel yang mereka pengaruhi, dan ini membutuhkan waktu. dan tanggung jawabnya meliputi metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan seksual. Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah pituitari, hipotalamus, dan pineal yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid di leher, timus, adrenal dan pankreas di perut, dan gonad, indung telur atau testis di perut bagian bawa
Hormon dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
- Hormon kelenjar, yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar endokrin, seperti kelenjar adrenalin, pituitari, tiroid, pankreas, dan gonad.
- Hormon jaringan, yaitu hormon yang dihasilkan oleh jaringan. Contoh: histamin, norefinefrin dan serotonin.
- Human Growth Hormone (HGH) dihasilkan kel.Hipofisis
a. Berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan
tubuh manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar.
b. Dwarfism (cebol) yaitu gangguan pertumbuhan
akibat hiposekresi GH
c. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan
hormon pertumbuhan (Hipersekresi), terjadi sebelum lempeng epifisis tulang
menutup atau masih dalam masa pertumbuhan.
d. Obat berupa hormone : Somatrem, Somatropin, Somatomedin
2. Hormon
Gonad
a. Gonad (hormon kelamin) merupakan kelenjar
endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon (GtH) yang disekresikan
kelenjar pituitary.
Pada Perempuan: Ovarium yaitu Estrogen, progesteron, GNRH, FSH,LH dan Pada laki-laki:
Testis yaitu Androgen dan testosterone.
b. Estrogen, Berguna
untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita (pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambutkemaluan). Mengatur siklus menstruasi.
c. Progesteron, Diproduksi oleh korpus
luteum, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga
diproduksi di plasenta. Fungsinya mempertahankan ketebalan endometrium sehingga
dapat menerima implantasi zygot.
d. Anti-estrogen,
senyawa yang mampu meniadakan sebagian atau seluruh kerja dari estrogen. c/
Klomifen (obat KB)
3. Hormon
Pankreas
a. Pankreas adalah
suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon peptida insulin, glukagon,
somatostatin, dan suatu kelenjar eksokrin yang menghasilkan enzim pencernaan.
b. Hormon – hormon ini
memegang peranan penting dalam pengaturan aktivitas metabolik tubuh dan
membantu memelihara homeostasis glukosa darah.
c. Insulin adalah
suatu hormon yg diproduksi oleh sel beta pancreas yg fungsinya sebagai kunci
untuk memasukkan glukosa ke dalam sel dan digunakan sebagai sumber energi.
d. Penyakit Diabetes
Melitus disebabkan karena kadar gula darah yang tidak terkendali, karena
hormone insulin yang mengendalikan gula darah tidak ada atau sedikit
diproduksi. Bisa karena pankreasnya tidak dapat berfungsi memproduksi insulin
(DM type I) atau karena faktor pola makan, keturunan, dsb (DM Type II).
e. Pemberian insulin
injeksi pada DM Type I bekerja substitusi/pengganti, sedangkan pada DM type II
yang hormone insulinnya masih ada hanya perlu dirangsang diberikan ADO
(anti-Diabetik Oral) seperti : Sulfonil urea (Klorpropamid), glibenklamid, dan
biguanid (Metformin).
4. Uterotonika/Oksitosika
Adalah hormon yang
bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi lebih kuat dan teratur pada rahim
saat proses persalinan.
Hormon oksitosin juga
memainkan peranan penting saat setelah proses melahirkan (merangsang rahim
berkontraksi lagi untuk mengeluarkan plasenta). Contoh obat : Oksitosin,
Misoprostol, Prostaglandin
IMMUNOLOGI
DAN IMMUNISASI
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari antigen, antibodi dan fungsi pertahanan tubuh
yang diperantai oleh sel, terutama yang berhubungan dengan imunitas terhadap
penyakit, reaksi biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.
Fungsi
system immun
- Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh,
- Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan, Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. Dan
Sasaran
utama yaitu bakteri
patogen dan virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma,
makrofag, dan sel mast).
Beberapa penyakit yang
berhubungan dengan Immunologi
Penyakit menular seksual
gonore, Penyakit
Tuberkulosis, Penyakit sifilis, Herves genitalis, Penyalit thypus, Penyakit Candilom akuminata, Penyakit HIV / AIDS
IMMUNISASI
Adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen sehingga kelak bila ia terpajan pada antigen serupa
tidak terjadi penyakit. suatu
proses untuk membuat sistem pertahanan tubuh kebal terhadap invans
mikroorganisme (bakteri dan virus) yang dapat menyebabkan infeksi sebelum
mikroorganisme tersebut memiliki kecepatan untuk menyerang tubuh
Immunisasi
dibedakan : Immunisasi pasif (diperoleh secara alamiah dari ibunya melalui
plasenta) dan Immunisasi aktif (kekebalan yang diperoleh langsung dari
penyuntikan vaksin---Immunisasi). Baik vaksin hidup/dilemahkan/dimatikan.
- Immunisasi Dasar : BCG (Anti-TBC), DPT, (Dipteri, Pertusis Tetanus) Polio, Campak, Hepatitis, TT (Tetanus toxoid) Immunisasi lanjutan : Influenza, varicella,
- Vaksin bakteri : TT, DT, DPT, BCG, DPT HB
- Vaksin Virus : Polio, Campak, Hepatitis
Beberapa jenis Vaksin :
- Kuman-kuman dimatikan (vaksin cholera, typhoid/typhus abdominalis –paratipus ABC, vaksin pertusis batu rejan).
- Kuman-kuman hidup dilemahkan (misalnya: vaksin BCG terhadap tuberculosis).
- Virus-virus hidup dilemahkan (Vaksin cacar, vaksin poliomyelitis).
- Toxoid (toksin / racun dari kuman yang dinetralisasi) c/ toxoid difteri, toxoid tetanus )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar