Senin, 26 September 2016

PSIKOLOGI KEPERAWATAN MENGENAI STRESS DAN ADAPTASI




MAKALAH
PSIKOLOGI KEPERAWATAN
STRESS DAN ADAPTASI



Di ajukan untuk memenuhi tugas mata ajar Psikologi Keperawatan
Dosen Pembimbing : Lia Novianty S. Kep. Ners

Disusun Oleh :
Chandra Dwi Pratama            ( C1AA15012 )
Nawwar Fauziyah Hakiki       ( C1AA15058 )
Vivi Ahmalia                           ( C1AA15094 )
Windri Setia Rahayu               ( C1AA15096 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2015





KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat hidayah,dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi Keperawatan tentang “ Stress dan Adaptasi
Adapun makalah Psikologi Keperawatan tentang “ Stress dan Adaptasi  ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan berlapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin  memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah Psikologi Keperawatan tentang “ Stress dan Adaptasi “ ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Sukabumi , 13 Oktober 2015


                                       Penyusun,



DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1.  Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
1.2.  Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3.  Tujuan Penulisan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
2.1. Pengertian Stress dan Adaptasi  ........................................................................... 3
2.2. Penggolongan Stress..............................................................................................4
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Stress........................................................................ 5
2.4. Tahapan-Tahapan Stress....................................................................................... 7
2.5. Reaksi Tubuh terhadap Stress ...............................................................................9

BAB III PENUTUPAN.............................................................................................12
3.1.  Kesimpulan........................................................................................................12
3.2.  Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13




    
BAB II
PEMBAHASAN

              

2.1 Pengertian Stress dan Adaptasi
A. Pengertian Stress
            Pengertian stres secara umum yaitu perasaan tertekan, cemas dan tegang.  Sedangkan menurut para ahli adalah :
1.    Menurut Selye ( 1976 ) Stres adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk merespon atau melakukan tindakan. Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis.
2.      Menurut Robbins ( 2001 ) dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan.
3.     Menurut Woolfolk dan Richardson ( 1979 ) suatu persepsi ancaman atau dari suatu bayangan dan adanya ketidak senangan yang menggerakkan/membuat aktif organisme.
4.    Menurut Handoko ( 1997 ) suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi proses berfikir dan kondisi seseorang.
        Berbagai pandangan manusia mengenai stres menghasilkan pengertian yang berbeda-beda tentang stres itu sendiri. Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang,dan  wajah memerah. Paham Realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan Paham Idealis menganggap stres adalah murni fenomena jiwa. Hal ini membuat kita sulit untuk menjelaskan kenapa jika fenomena stres hanyalah fenomena jiwa namun memberikan dampak pada fisik seseorang seperti dada yang berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.
         Tak seorang pun dapat menghindari stres karena untuk menghilangkannya berarti akan menghancurkan hidupnya sendiri ( Hans Selye, 1978 ). Stres merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi sebagai “model psikologi”. Model psikologi ini menggambarkan stress sebagai suatu proses yang meliputi stresor dan ketegangan ( strain ). Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi transaksional yang di dalamnya terdapat proses penyesuaian. Stres bukan hanya stimulus atau respon tetapi juga agen aktif yang dapat mempengaruhi stresor melalui strategi prilaku, kognitif dan emosional.

B. Pengertian Adaptasi
            Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptipnya ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut. Dan dengan kata lain Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban lingkungan agar organisme dapat bertahan hidup.
2.2 Penggolongan Stress
Apabila ditinjau dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), dapat digolongkan sebagai berikut:
1.   Stress Fisik : Disebabkan oleh adanya suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang atau tersengat arus listrik.
2.    Stress Kimiawi : Disebabkan oleh asam basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon atau gas.
3. Stress Mikrobiologik : Disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang dapat menimbulkan penyakit.
4.   Stress Fisiologik : Disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
5.  Stress Proses Pertumbuhan dan Perkembangan : Disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
6.   Stress Psikis atau Emosional : Disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya atau keagamaan.
            Sedangkan menurut Brench Grand (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.   Penyebab Makro : Menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti: kematian, perceraian, pensiun, luka batin dan kebangkrutan.
2.   Penyebab Mikro : Menyangkut peristiwa kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti: pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan dan antri.
2.3 Faktor yang mempengaruhi terjadinya Stress

1.    Faktor Biologis : berasal dari herediter, konstitusi tubuh , kondisi fisik, neurofiologik, dan neurohormonal.
2.    Faktor Psikoedukatif / sosio cultural : seperti perkembangan kepribadian, dan pengalaman.
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu:
1.    Faktor Lingkungan
           Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress.
2.    Faktor Organisasi
            Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu :
a.   Role Demands : Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam suatu organisasi tersebut.
b.    Interpersonal Demands : Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya.
c.  Organizational Structure : Mendefinisikan tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
d.   Organizational Leadership : Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
3.  Faktor Individu : Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.

2.4  Tahapan Stress
1.  Stres Tahap 1 : Tahapan ini merupakan tingkat stress yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan seperti semangat yang cenderung besar, penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya, energi dan gugup yang berlebihan,dan  kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya. Gejala yang ada pada Tahapan Stress 1 ini biasanya menyenangkan dan nyaris selalu dianggap positif. Padahal sebenarnya tanpa disadari bahwa cadangan energi sedang menipis.
2.  Stress Tahap 2 : Gejala dalam tahapan ini mulai berbeda dengan tahapan stress 1. Gejala yang dominan adalah keluhan-keluhan yang dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang dirasakan antara lain merasa letih sewaktu bangun pagi, merasa lelah sesudah makan siang, merasa lelah menjelang soare hari, kadang gangguan dalam system pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang pula jantung berdebar-debar, perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang leher), perasaan tidak bisa santai. 
3.  Stress Tahap 3 :  Tahapan ini disertai dengan gejala seperti gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke belakang), otot-otot terasa lebih tegang, perasaan tegang yang semakin meningkat, gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, ataubangun terlalu pagi), badan susah untuk tegak, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan). Pada tahapan ini penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali kalau beban stress atau tuntutan-tuntutan dikurangi, dan tubuh mendapat kesempatan untuk beristirahat atau relaksasi, guna memulihkan suplai energi.
4.   Stress Tahap 4 : Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit, kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan social dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa bera, tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan seringkali terbangun dini hari, perasaan negativisik, kemampuan berkonsentrasi menurun tajam, perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
5.   Stress Tahap 5: Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan 4 diatas, yaitu keletihan yang mendalam (physical and psychological exhaustion), untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu, gangguan system pencernaan (sakit maag dan usus) lebih sering, sukar buang airbesar atau sebaliknya feses cair dan sering ke belakang, perasaan takut yang semakin menjadi, mirip panic.
6.   Stress Tahap 6 : Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala pada tahapan ini cukup mengerikan seperti debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat adrenalin yang dikeluarkan cukup tinggi dalam peredaran darah. Gejala lain adalah nafas sesak, badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran, tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa lagi, mudah pingsan atau collaps. Jika dicermati, tingkatan stress 6 ini telah menunjukkan manifestasi di bidang fisik juga psikis. Di bidang fisik sering berupa kelelahan, sedangkan di bidang psikis berupa kecemasan dan depresi.

2.5 Reaksi Tubuh terhadap Stress
 
            Stress dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, baik reaksi terhadap tubuh maupun terhadap psikologis. Adapun reaksi tubuh terhadap stress sebagai berikut.
1.  Rambut : Rambut semula yang berwarna hitam pekat, lambat laun akan mengalami perubahan warna. Ubanan terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.
2.   Mata : Ketajaman mata seringkali terganggu. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.
3.    Telinga : Pendengaran seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).
4.   Daya pikir : Kemampuan mengingat, berpikir, dan konsentrasi menurun. Seringkali  menjadi pelupa dan mengeluh sakit kepala pusing.
5.   Ekspresi Wajah : Orang yang stress wajahnya nampak tegang, dahi berkerut, mimik wajah nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum atau tertawa dan kulit muka kedutan.
6.  Mulut : Mulut dan bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain itu, pada tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar untuk menelan, hal ini disebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle cramps) sehingga serasa “tercekik”.
7.   Kulit : Reaksi kulit bermacam-macam, pada kulit dari sebagian tubuh terasa panas atau dingin dan bahkan keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebih kering. Selain itu, bisa terkena penyakit kulit, seperti munculnya eksim, urtikaria (biduran), gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan, juga sering dijumpai kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat.
8.   Sistem Pernafasan : Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot rongga dada (otot-otot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada saluran nafas dan paru-paru mengalami spasme.
9.  Sistem Kardiovaskuler : Sistem jantung dan pembuluh darah dapat terganggu faalnya karena stres. Misalnya, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau menyempit (constriction) sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebagian atau seluruh tubuh terasa “panas” (subfebril) atau sebaliknya terasa “dingin”.
10. Sistem Pencernaan : Seringkali seseorang yang stress mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedihd. Hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar atau sebaliknya sering diare.
11.  Sistem Perkemihan : Orang yang sedang menderita stress  faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu. Frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes mellitus).
12.  Sistem Otot dan Tulang : Orang yang menderita stress seringkali juga mengalami gangguan pada otot dan tulang (musculoskeletal). Otot terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain itu, keluhan-keluhan pada tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini sebagai keluhan ”pegal-linu”.
13.  Sistem Endokrin : Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stress adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Gangguan hormonal lain misalnya pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit (dysmenorrhoe).
Sedangkan reaksi psikologis terhadap stress antara lain
1.      Kecemasan : Kecemasan merupakan respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan. Jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
2.    Kemarahan dan Agresi : Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebuah ancaman. Reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi. Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan, tindakan sadis dan usaha membunuh orang.
3.   Depresi : Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih yang berkepanjangan.




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran akibat tekanan, perubahan, ketegangan, emosi dan lain-lain yang menimbulkan dampak pada fisik dan psikologi seseorang. Sedangkan Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban lingkungan agar organisme dapat bertahan hidup.faktor yang mempengaruhi stress dianatarnya adalah faktor biologis, faktor sosio cultur adapula faktor lainnya yaitu adalah faktor lingkungan , faktor organisasi, serta faktor individual.
3.2 Saran
Semoga dengan disusunya makalah ini dapat memberikan informasi dari yang tidak tau menjadi tau . dan bisa menambah wawasann pembaca .
Atas perhatian anda , kami ucapkan banyak terima kasih . semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Daftar Pustaka

https://mahardikapertiwi.wordpress.com/2014/03/29/makalah-strees-dan-adaptasi/
https://rizkarahfi.wordpress.com/2014/03/18/psikologi-stress-dan-adaptasi/
http://meyyiaristha.blogspot.co.id/2013/05/makalah-stress-pada-psikologi-umum-2.html






















1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
    Harrah's Cherokee Casino & Hotel in Cherokee, NC 서울특별 출장샵 is a casino 영주 출장마사지 and 경기도 출장안마 hotel located 대전광역 출장마사지 in North Carolina. It is owned and operated by 나주 출장샵 Caesars

    BalasHapus