MAKALAH
PSIKOLOGI KEPERAWATAN
STRESS DAN ADAPTASI
PSIKOLOGI KEPERAWATAN
STRESS DAN ADAPTASI
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata ajar Psikologi Keperawatan
Dosen Pembimbing : Lia Novianty S. Kep. Ners
Disusun
Oleh :
Chandra Dwi Pratama ( C1AA15012 )
Nawwar Fauziyah Hakiki ( C1AA15058 )
Vivi Ahmalia ( C1AA15094 )
Windri Setia Rahayu ( C1AA15096 )
Nawwar Fauziyah Hakiki ( C1AA15058 )
Vivi Ahmalia ( C1AA15094 )
Windri Setia Rahayu ( C1AA15096 )
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2015
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat hidayah,dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi
Keperawatan tentang “ Stress dan Adaptasi “
Adapun
makalah Psikologi Keperawatan tentang “ Stress dan Adaptasi “ ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun
tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan
berlapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah biologi ini.
Akhirnya
penyusun mengharapkan semoga makalah Psikologi Keperawatan tentang “
Stress dan Adaptasi “ ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Sukabumi , 13 Oktober 2015
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang
Masalah....................................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah................................................................................................ 2
1.3. Tujuan
Penulisan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 3
2.1. Pengertian Stress dan Adaptasi ........................................................................... 3
2.2. Penggolongan Stress..............................................................................................4
2.1. Pengertian Stress dan Adaptasi ........................................................................... 3
2.2. Penggolongan Stress..............................................................................................4
2.3. Faktor yang Mempengaruhi Stress........................................................................ 5
2.4. Tahapan-Tahapan Stress....................................................................................... 7
2.4. Tahapan-Tahapan Stress....................................................................................... 7
2.5. Reaksi Tubuh terhadap Stress ...............................................................................9
BAB III PENUTUPAN.............................................................................................12
3.1. Kesimpulan........................................................................................................12
3.2. Saran.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
3.1. Kesimpulan........................................................................................................12
3.2. Saran.................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stress dan Adaptasi
A. Pengertian Stress
Pengertian stres secara umum yaitu perasaan tertekan,
cemas dan tegang. Sedangkan menurut para
ahli adalah :
1. Menurut Selye ( 1976 ) Stres adalah segala situasi di mana
tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk merespon atau
melakukan tindakan. Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan
psikologis.
2.
Menurut Robbins ( 2001 ) dapat diartikan sebagai suatu
kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan.
3. Menurut Woolfolk dan Richardson (
1979 ) suatu
persepsi ancaman atau dari suatu bayangan dan adanya ketidak senangan yang
menggerakkan/membuat aktif organisme.
4. Menurut Handoko ( 1997 ) suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi proses berfikir dan kondisi seseorang.
Berbagai pandangan manusia mengenai
stres menghasilkan pengertian yang berbeda-beda tentang stres itu sendiri.
Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan tubuh
berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang,dan wajah
memerah. Paham Realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang
terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada
hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan Paham Idealis menganggap stres adalah
murni fenomena jiwa. Hal ini membuat kita sulit untuk menjelaskan kenapa jika
fenomena stres hanyalah fenomena jiwa namun memberikan dampak pada fisik
seseorang seperti dada yang berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.
Tak seorang pun dapat menghindari
stres karena untuk menghilangkannya berarti akan menghancurkan hidupnya
sendiri ( Hans Selye, 1978 ). Stres merupakan interaksi antara individu dengan
lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi sebagai “model psikologi”. Model
psikologi ini menggambarkan stress sebagai suatu proses yang meliputi stresor
dan ketegangan ( strain ). Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang
saling mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi transaksional yang di
dalamnya terdapat proses penyesuaian. Stres bukan hanya stimulus atau respon
tetapi juga agen aktif yang dapat mempengaruhi stresor melalui strategi
prilaku, kognitif dan emosional.
B. Pengertian
Adaptasi
Adaptasi
adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu
terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan
tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil
dari perilaku ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari
suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan
berbeda dalam perilaku adaptipnya ada yang dapat berjalan dengan cepat namun
ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu
tersebut. Dan dengan kata lain Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap
beban lingkungan agar organisme dapat bertahan hidup.
2.2
Penggolongan Stress
Apabila
ditinjau dari penyebab stress, menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990),
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Stress Fisik
: Disebabkan oleh adanya suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang atau tersengat arus
listrik.
2. Stress Kimiawi : Disebabkan oleh asam
basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon atau gas.
3. Stress Mikrobiologik
: Disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang dapat menimbulkan
penyakit.
4. Stress Fisiologik
: Disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ atau sistemik
sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
5. Stress Proses
Pertumbuhan dan Perkembangan : Disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga tua.
6. Stress
Psikis atau Emosional : Disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal,
sosial, budaya atau keagamaan.
Sedangkan
menurut Brench Grand (2000), stress ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1. Penyebab Makro
: Menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti: kematian, perceraian,
pensiun, luka batin dan kebangkrutan.
2. Penyebab Mikro
: Menyangkut peristiwa kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti: pertengkaran
rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan dan antri.
2.3 Faktor
yang mempengaruhi terjadinya Stress
1. Faktor
Biologis : berasal dari herediter, konstitusi tubuh , kondisi fisik, neurofiologik,
dan neurohormonal.
2. Faktor
Psikoedukatif / sosio cultural : seperti perkembangan kepribadian,
dan pengalaman.
Kondisi-kondisi yang cenderung
menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh
hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena kombinasi
stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat
menyebabkan timbulnya stress yaitu:
1. Faktor
Lingkungan
Keadaan
lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor lingkungan
terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi,
politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian
terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena
stress.
2. Faktor
Organisasi
Didalam
organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress yaitu :
a. Role Demands : Peraturan dan tuntutan dalam
pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi akan mempengaruhi peranan
seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin dicapai bersama dalam
suatu organisasi tersebut.
b. Interpersonal
Demands : Mendefinisikan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lainnya dalam
organisasi. Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan
karyawan lainnya akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga
pemenuhan kebutuhan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan
sosial akan menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu
dengan karyawan lainnya.
c. Organizational Structure : Mendefinisikan
tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika
terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan maka
akan dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan dalam organisasi.
d. Organizational Leadership : Berkaitan
dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu organisasi.
Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi
dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada
hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta
karakteristik pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal
pekerjaan saja.
3. Faktor
Individu : Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini
muncul dari dalam keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi
dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang kurang baik akan
menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut
dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung
dari bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup
bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan
seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat
menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap
pekerjaan harus diatur dengan benar dalam kepribadian seseorang.
2.4 Tahapan
Stress
1. Stres Tahap 1 : Tahapan ini merupakan tingkat
stress yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan
seperti semangat yang cenderung besar, penglihatan tajam tidak sebagaimana
biasanya, energi dan gugup yang berlebihan,dan kemampuan menyelesaikan
pekerjaan lebih dari biasanya. Gejala yang ada pada Tahapan Stress 1 ini
biasanya menyenangkan dan nyaris selalu dianggap positif. Padahal sebenarnya
tanpa disadari bahwa cadangan energi sedang menipis.
2. Stress Tahap 2 : Gejala dalam tahapan ini mulai berbeda
dengan tahapan stress 1. Gejala yang dominan adalah keluhan-keluhan yang
dikarenakan cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan
yang dirasakan antara lain merasa letih sewaktu bangun pagi, merasa lelah
sesudah makan siang, merasa lelah menjelang soare hari, kadang gangguan dalam
system pencernaan (gangguan usus, perut kembung), kadang-kadang pula jantung
berdebar-debar, perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang
leher), perasaan tidak bisa santai.
3. Stress Tahap 3 : Tahapan ini disertai dengan gejala seperti
gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas, sering ingin ke belakang),
otot-otot terasa lebih tegang, perasaan tegang yang semakin meningkat, gangguan
tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali, ataubangun
terlalu pagi), badan susah untuk tegak, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai
jatuh pingsan). Pada tahapan ini penderita sudah harus berkonsultasi pada
dokter, kecuali kalau beban stress atau tuntutan-tuntutan dikurangi, dan tubuh
mendapat kesempatan untuk beristirahat atau relaksasi, guna memulihkan suplai
energi.
4. Stress Tahap 4 : Tahapan ini sudah menunjukkan
keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain untuk bisa bertahan
sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan
kini terasa sulit, kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan
social dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya terasa bera, tidur semakin sukar,
mimpi-mimpi menegangkan dan seringkali terbangun dini hari, perasaan
negativisik, kemampuan berkonsentrasi menurun tajam, perasaan takut yang tidak
dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa.
5. Stress Tahap 5: Tahapan ini merupakan keadaan yang
lebih mendalam dari tahapan 4 diatas, yaitu keletihan yang mendalam (physical
and psychological exhaustion), untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja
terasa kurang mampu, gangguan system pencernaan (sakit maag dan usus) lebih
sering, sukar buang airbesar atau sebaliknya feses cair dan sering ke belakang,
perasaan takut yang semakin menjadi, mirip panic.
6. Stress Tahap 6 : Tahapan ini merupakan tahapan
puncak yang merupakan keadaan gawat darurat. Gejala-gejala pada tahapan ini
cukup mengerikan seperti debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan
zat adrenalin yang dikeluarkan cukup tinggi dalam peredaran darah. Gejala lain adalah nafas sesak, badan gemetar, tubuh dingin,
keringat bercucuran, tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa
lagi, mudah pingsan atau collaps. Jika dicermati, tingkatan stress 6 ini telah
menunjukkan manifestasi di bidang fisik juga psikis. Di bidang fisik sering
berupa kelelahan, sedangkan di bidang psikis berupa kecemasan dan depresi.
2.5 Reaksi
Tubuh terhadap Stress
Stress dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, baik reaksi terhadap tubuh maupun terhadap psikologis. Adapun reaksi tubuh terhadap stress sebagai berikut.
1. Rambut : Rambut
semula yang berwarna hitam pekat, lambat laun akan mengalami perubahan warna.
Ubanan terjadi sebelum waktunya, demikian pula dengan kerontokan rambut.
2. Mata : Ketajaman
mata seringkali terganggu. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata
mengalami kekenduran atau sebaliknya sehingga mempengaruhi fokus lensa mata.
3. Telinga : Pendengaran
seringkali terganggu dengan suara berdenging (tinitus).
4. Daya pikir : Kemampuan
mengingat, berpikir, dan konsentrasi menurun. Seringkali menjadi pelupa
dan mengeluh sakit kepala pusing.
5. Ekspresi
Wajah : Orang yang stress wajahnya nampak tegang, dahi berkerut, mimik wajah
nampak serius, tidak santai, bicara berat, sukar untuk senyum atau tertawa dan
kulit muka kedutan.
6. Mulut : Mulut dan
bibir terasa kering sehingga seseorang sering minum. Selain itu, pada
tenggorokan seolah-olah ada ganjalan sehingga ia sukar untuk menelan, hal ini
disebabkan karena otot-otot lingkar di tenggorokan mengalami spasme (muscle
cramps) sehingga serasa “tercekik”.
7. Kulit : Reaksi
kulit bermacam-macam, pada kulit dari sebagian tubuh terasa panas atau dingin
dan bahkan keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah,
kulit menjadi lebih kering. Selain itu, bisa terkena penyakit kulit, seperti
munculnya eksim, urtikaria (biduran), gatal-gatal dan pada kulit muka
seringkali timbul jerawat (acne) berlebihan, juga sering dijumpai kedua belah
tapak tangan dan kaki berkeringat.
8. Sistem
Pernafasan : Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu
misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada
saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada.
Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot rongga dada (otot-otot antar
tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis sebagaimana
biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas.
Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan
karena otot-otot pada saluran nafas dan paru-paru mengalami spasme.
9. Sistem
Kardiovaskuler : Sistem jantung dan pembuluh darah dapat terganggu
faalnya karena stres. Misalnya, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar
(dilatation) atau menyempit (constriction) sehingga yang bersangkutan nampak
mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama di bagian
ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit sehingga terasa dingin dan
kesemutan. Selain daripada itu sebagian atau seluruh tubuh terasa “panas”
(subfebril) atau sebaliknya terasa “dingin”.
10. Sistem Pencernaan : Seringkali seseorang yang stress
mengalami gangguan pada sistem pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa
kembung, mual dan pedihd. Hal ini disebabkan karena asam lambung yang
berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam
istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan pada lambung
tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan
merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar atau sebaliknya sering diare.
11. Sistem Perkemihan : Orang yang sedang menderita
stress faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu. Frekuensi untuk
buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing
manis (diabetes mellitus).
12. Sistem Otot dan Tulang : Orang yang
menderita stress seringkali juga mengalami gangguan pada otot dan tulang
(musculoskeletal). Otot terasa sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang.
Selain itu, keluhan-keluhan pada tulang persendian sering pula dialami,
misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan anggota tubuhnya.
Masyarakat awam sering mengenal gejala ini sebagai keluhan ”pegal-linu”.
13. Sistem Endokrin : Gangguan pada sistem endokrin
(hormonal) pada mereka yang mengalami stress adalah kadar gula yang meninggi,
dan bila hal ini berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita
penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Gangguan hormonal lain misalnya
pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit
(dysmenorrhoe).
Sedangkan
reaksi psikologis terhadap stress antara lain
1.
Kecemasan : Kecemasan
merupakan respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan. Jantung berdebar,
keluar keringat dingin, mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
2. Kemarahan
dan Agresi : Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebuah ancaman. Reaksi umum lain terhadap situasi stress yang mungkin
dapat menyebabkan agresi. Agresi adalah kemarahan yang meluap-luap, dan orang
melakukan serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang
disertai perilaku kegilaan, tindakan sadis dan usaha membunuh orang.
3. Depresi : Keadaan
yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa
sedih yang berkepanjangan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Stress
adalah gangguan pada tubuh dan pikiran akibat tekanan, perubahan, ketegangan,
emosi dan lain-lain yang menimbulkan dampak pada fisik dan psikologi seseorang.
Sedangkan Adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap beban lingkungan
agar organisme dapat bertahan hidup.faktor yang mempengaruhi stress dianatarnya
adalah faktor biologis, faktor sosio cultur adapula faktor lainnya yaitu adalah
faktor lingkungan , faktor organisasi, serta faktor individual.
3.2 Saran
Semoga
dengan disusunya makalah ini dapat memberikan informasi dari yang tidak tau
menjadi tau . dan bisa menambah wawasann pembaca .
Atas
perhatian anda , kami ucapkan banyak terima kasih . semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Daftar Pustaka
https://mahardikapertiwi.wordpress.com/2014/03/29/makalah-strees-dan-adaptasi/
https://rizkarahfi.wordpress.com/2014/03/18/psikologi-stress-dan-adaptasi/
http://meyyiaristha.blogspot.co.id/2013/05/makalah-stress-pada-psikologi-umum-2.html
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel in Cherokee, NC 서울특별 출장샵 is a casino 영주 출장마사지 and 경기도 출장안마 hotel located 대전광역 출장마사지 in North Carolina. It is owned and operated by 나주 출장샵 Caesars